Review Anime 'Look Back' (2024): Kisah yang Sangat Mengena tentang Persahabatan dan Perjuangan

Poster Film Anime "Look Back" (2024).

Halo kamu! pada tulisan kali ini aku akan mengulas (review) film anime “Look Back” (2024).

 

Ceritanya diadaptasi dari komik (manga) one-shot berjudul “Look Back” (2021) karya Tatsuki Fujimoto.

 

Mangaka yang sama yang juga membuat serial manga populer “Chainsaw Man” dan “Fire Punch”.

 

Adaptasinya dikerjakan oleh Studio DURIAN dan memiliki durasi sekitar 57 menit, cukup singkat.

 

Aku baru selesai menontonnya kemarin dan jujur ceritanya menarik, sangat mengena di hatiku, jadi aku ingin membagikan sedikit kesan dan pendapatku di sini.

 

 

SINOPSIS

Ayumu Fujino adalah anak yang berbakat dalam menggambar komik. Orang-orang di sekelilingnya menyebutnya jenius.

 

Dia rutin membuat komik strip empat panel (yonkoma) untuk buletin sekolah yang setiap minggunya dibagikan di kelas.

 

Suatu hari, gurunya memberitahu bahwa dia ingin memberi satu slot komik untuk seorang murid bernama Kyomoto.

 

Kyomoto adalah anak kelas sebelah yang tidak pernah berangkat sekolah, dia ingin mencoba menggambar komik untuk buletin.

 

Awalnya Fujino meremehkan Kyomoto, dia tidak percaya ada orang lain yang mampu menggambar komik yonkoma sebagus dirinya.

 

Tapi semua berubah ketika dia melihat panel komik buatan Kyomoto di halaman buletin yang terletak persis di samping komik buatannya.

 

Dia terkejut dengan gambar Kyomoto yang tampak realistis dan detail, mirip seperti buatan seorang profesional.

 

Merasa tersaingi, Fujino sempat berusaha mati-matian mengejar dengan belajar menggambar lebih giat sebelum akhirnya menyerah.

 

Singkat waktu, Fujino akhirnya bertemu dengan Kyomoto ketika datang ke rumahnya karena dimintai tolong gurunya mengantarkan dokumen kelulusan.

 

Walau tadinya membencinya, sikap Fujino berubah ketika tahu bahwa selama ini Kyomoto sangat mengagumi komik yonkoma buatannya di buletin sekolah.

 

Sejak saat itu, memasuki SMP, Fujino mulai sering berlatih menggambar bersama Kyomoto untuk meraih cita-cita mereka di industri seni dan komik.

 

Dari sini, kisah mereka berdua dimulai…

 

Ayumu Fujino sedang berlatih menggambar manga. Look Back (2024).

ULASAN

Kisah yang Sangat “Relate” dengan Kehidupan Nyata

Secara pribadi, aku suka dengan cerita yang disajikan dan segala dinamika hubungan yang terjadi antara Fujino dan Kyomoto.

 

Bagiku, anime ini mencerminkan dengan penuh makna tentang bagaimana impian dan kenyataan saling bertumbukan di kehidupan.

 

Perasaan iri Fujino ketika mengetahui ternyata Kyomoto punya kemampuan menggambar komik yang lebih baik dari dirinya;

 

Sampai dia frustasi karena tidak peduli sekeras apapun usahanya, masih tidak mampu menyaingi kualitas gambar Kyomoto;

 

Tekad Fujino untuk terus menggambar komik bersama Kyomoto yang malah mengubahnya menjadi siswi penyendiri di sekolah;

 

Momen ketika Kyomoto memutuskan untuk menempuh jalan yang berbeda dengan Fujino di tengah kenaikan karier mereka sebagai duo komikus (mangaka) muda;

 

Aku merasa semua itu sangat “relate” dengan pengalaman hidup yang pernah dan mungkin masih akan terus aku lalui.

 

Aku merasa “tertampar” oleh kenyataan dan mengingatkanku tentang kehidupanku sendiri yang masih jauh dari sempurna.

 

 

Visual Animasi yang Imajinatif dan Ekspresif

Dari segi grafis, menurutku film anime ini menyajikan visual animasi yang imajinatif dan ekspresif pada setiap adegannya.

 

Sejak menit awal, film ini sudah mengajak aku berimajinasi dengan menganimasikan panel-panel komik yonkoma buatan Fujino dan Kyomoto.

 

Penganimasian itu membuat kita jadi bisa lebih memahami tentang seperti apa isi pikiran terdalam dan kepribadian mereka berdua.

 

Gaya gambar karakter dalam film anime ini juga unik ya. Setiap goresannya serasa punya emosi tersendiri, terutama helai-helai rambutnya.

 

Film ini lebih banyak menggunakan elemen visual seperti warna, cahaya, dan sinematografi untuk mengekspresikan emosi tertentu, terutama perasaan Fujino.

 

Oleh karena itu, cara terbaik untuk menikmati film ini adalah dengan meresapi makna dari visual adegannya sembari mengikuti alur ceritanya.

 

Tapi untuk kamu yang belum pernah menonton animasi dengan gaya seni unik seperti ini mungkin akan kurang betah di awal karena belum terbiasa.

 

 

Pengembangan Karakter yang Inspiratif dan Menggugah Hati

Selama menonton, aku bisa merasakan pengembangan karakter yang kuat pada setiap adegannya, terutama untuk Fujino.

 

Menurutku, bagian terbaik dari film anime ini adalah kita bisa melihat bagaimana Fujino terus berusaha dengan berani dan gigih menghadapi kerasnya kenyataan hidup hingga akhir.

 

Demi meraih impiannya menjadi mangaka profesional, Fujino benar-benar belajar dengan giat agar kemampuan menggambarnya terus meningkat.

 

Bahkan Kyomoto yang pasif sampai terpengaruh oleh semangat Fujino dan mulai memberanikan diri melangkah maju untuk menggapai tujuan hidupnya sendiri.

 

Perjuangan Fujino ketika belajar menggambar hingga momen meniti karier bersama Kyomoto menjadi mangaka banyak digambarkan melalui teknik montage.

 

Menunjukkan bahwa itu adalah proses yang sangat panjang, berat, penuh cobaan, dan melelahkan tetapi penuh kenangan berharga.

 

Hanya saja, momen kebersamaan Fujino dengan Kyomoto yang ditampilkan terlalu sedikit dan hanya dalam kumpulan gambar diam.

 

Nuansa emosional yang kuat dari ikatan persahabatan yang telah dijalin keduanya sejak SD jadi agak kurang keluar dengan maksimal.

 

Nggak jelek sih, tapi seharusnya bisa lebih banyak lagi yang ditampilkan dengan memperpanjang durasi agar penonton bisa merasakan lebih dalam nuansa emosionalnya.

 

 

Tata Audio dan Musiknya Berhasil Menangkap Nuansa Emosional Setiap Momennya Dengan Baik

Aku tidak bisa berkomentar banyak tentang musiknya karena agak sulit diungkapkan dengan kata-kata, tapi biar aku memberimu sedikit pendapat.

 

Pertama, tata audio dan musik dalam film ini bagus. Menurutku, musiknya benar-benar berhasil menyampaikan “mood” setiap adegannya dengan baik.

 

Alunan nada musik pianonya yang lembut pada momen tertentu membuatku tidak tahan untuk menangis, terutama pada menit-menit terakhir mendekati endingnya.

 

Kedua, aku suka dengan keheningan pada beberapa adegan di pertengahan dan akhir film ini. Wow! itu rasanya kayak “JLEB” banget.

 

Singkatnya, musik dalam film ini berhasil memperkuat nuansa emosional dari visual dan narasi ceritanya hingga mampu membuatku hanyut secara emosional.

 

 

Kyomoto (kiri) dan Ayumu Fujino (kanan). Look Back (2024).

KESIMPULAN

Look Back (2024) adalah film anime yang tidak hanya menawarkan visual animasi yang unik dan emosional, tetapi juga kisah tentang persaingan, persahabatan, dan perjuangan meraih mimpi yang mendalam.

 

Melalui karakter Fujino dan Kyomoto, kita diajak merenungkan tentang makna dari persahabatan, ambisi, dan perjuangan hidup di dunia yang keras.

 

Dengan durasi yang singkat namun begitu emosional, anime ini adalah tontonan yang sangat aku rekomendasikan untuk kamu yang sedang mencari tontonan dengan cerita yang reflektif, penuh makna, dan menyentuh hati.

Skor
(9/10)

sampul
Judul Look Back (2024)
Tayang Perdana 31 Juli 2024 (Indonesia)
Tipe Film
Genre Drama
Rating PG-13 - Teens 13 or older/Remaja usia 13 tahun ke atas (MyAnimeList)
Episode 1
Durasi 57 Menit
Produser Tohokushinsha Film Corporation, Avex Pictures, Shueisha, Amazon MGM Studios
StudioStudio DURIAN
Situs Resmi ---

0 Komentar