Review Anime 'After the Rain', Ketika Gadis SMA Naksir Dengan Duda Tua

After the Rain (Koi wa Ameagari no You ni) Anime Vertical Campaign Image

Halo kamu, pada tulisan kali ini aku akan mengulas (review) anime ‘After the Rain’ atau ‘Koi wa Ameagari no You ni’.


Aku baru selesai menontonnya belum lama ini, jadi aku ingin mengungkapkan pendapat dan kesanku di sini.


Anime ini diadaptasi dari seri manga (komik) berjudul ‘Koi wa Ameagari no Yō ni’ (2014) karya Jun Mayuzuki.


Kalau kita terjemahkan ke bahasa Indonesia, kira-kira arti judul anime ini adalah "Cinta Bagaikan Seusai Hujan".


Untuk kamu yang belum menonton animenya, bisa baca sinopsisnya di bawah, bagi yang sudah, bisa langsung saja gulir ke bawah, ke bagian ulasan.


Akira Tachibana sedang duduk termenung sendirian di Restoran Garden. After the Rain (2018).

SINOPSIS

Akira Tachibana adalah siswi kelas 2 SMA yang bersekolah di SMA Kazamizawa, usianya baru 17 tahun.


Sebelumnya, dia adalah atlet muda unggulan dari tim atletik perempuan SMA Kazamizawa.


Namun, suatu hari kaki kanannya mengalami cedera tendon Achilles saat perlombaan.


Cederanya rupanya cukup buruk hingga memaksa Akira untuk berhenti sebagai atlet lari.


Kenyataan itu membuat Akira begitu sedih hingga kehilangan semangat menjalani hidup.


Sekarang, Akira bekerja paruh waktu di sebuah restoran keluarga bernama Garden.


Di sini, Akira bertemu dengan Kondo Masami, Manajer restorannya yang berusia 45 tahun.


Untuk suatu alasan, Akira tertarik (naksir) dengan manajernya yang juga seorang duda itu.


Perbedaan usia dan latar belakang yang begitu besar antara mereka berdua, tidak menggoyahkan cinta Akira.


Setiap harinya, pikiran Akira selalu dipenuhi dengan keinginan untuk bisa lebih dekat dengan Kondo Masami.


Berbagai upaya PDKT terus dilakukan Akira agar Kondo bisa menyadari dan menerima perasaan cintanya.


Dari sini, kisah Akira Tachibana dan Kondo Masami dimulai…


Kondo Masami (kiri) dan Akira Tachibana (kanan). After the Rain (2018).

ULASAN

Kisah Cinta Beda Umur yang Tidak Biasa

Bagiku, kisah cinta yang diangkat dalam anime ini agak tidak biasa karena perbedaan umur yang sangat besar antara Akira dan Kondo.


Yah… lagipula pantasnya hubungan yang terbangun antarkeduanya adalah hubungan orang tua dan anak.


Selama 12 episode, anime ini benar-benar konsisten menunjukkan betapa tergila-gilanya Akira kepada Kondo.


Setiap harinya, isi pikiran Akira cuma dipenuhi dengan Kondo, Kondo, dan Kondo. Entah di rumah, sekolah, maupun tempat kerja.


Bahkan perhatian kecil dari Kondo yang kelihatannya sepele sudah cukup untuk membuat Akira luar biasa senang.


Menariknya, perkembangan cerita dan hubungan keduanya disajikan dengan pendekatan plot drama yang cukup realistis.


Tapi siapa sangka, perhatian sederhana Kondo untuk Akira ketika melamun murung di restorannya adalah awal pemicu rasa cinta yang begitu besar di hati Akira kepadanya.


Gadis yang tadinya pemurung setelah kehilangan impiannya bisa bangkit kembali karena sebuah perasaan cinta.



Cinta Gadis SMA yang Tak Pandang Logika

Akira adalah salah satu gambaran paling dekat dengan kenyataan dari bagaimana cinta mampu membutakan logika kita.


Sepanjang 12 episode, Akira secara bertahap terus mencoba segala upaya agar bisa lebih dekat dengan Kondo dan memahami “dunianya”.


Akira sendiri sepenuhnya sadar bahwa perasaannya itu tidak normal dan aneh di mata masyarakat umum tetapi dia tidak peduli dengan semua itu.


Kondo, sebagai orang dewasa mengerti betul bahwa perasaan Akira agak tidak normal untuk gadis seusianya meski perasaannya sendiri juga sama.


Oleh karena itu, drama yang terjadi lebih banyak menyorot dilema keduanya dalam saling menghubungkan perbedaan di antara mereka.


Dari sisi Kondo, dia terus berusaha menahan diri agar hubungannya dengan Akira tidak melewati batas wajar.


Walau dalam beberapa kesempatan, dia sempat kewalahan menghadapi tingkah Akira yang cukup agresif.



Berfokus pada Permasalahan Pribadi yang Belum Selesai

Walau anime ini bergenre romantis, tetapi fokus ceritanya lebih dominan mengarah ke permasalahan pribadi Akira dan Kondo.


Meski umurnya berbeda jauh, ternyata keduanya punya satu kesamaan yaitu, sama-sama sudah menyerah dalam meraih impiannya tapi masih belum bisa sepenuhnya move on darinya.


Bagi Akira, Kondo adalah mentari dari mendung kehidupannya pasca cedera yang menghancurkan mimpinya menjadi atlet lari.


Sedangkan bagi Kondo, Akira sangat mengingatkan dirinya di masa lalu yang telah lama membuang impiannya.


Walau pada akhirnya hati Kondo luluh juga setelah berulang kali didekati Akira, dia tetap berusaha bersikap bijak.


Kondo memilih untuk hati-hati dalam menghadapi Akira. Memberinya waktu panjang untuk memikirkan perasaannya kembali.



Visual Animasinya oke, Musiknya Bagus dan Nuansa Emosionalnya Dapet Banget

Kalau kamu baru mau menonton anime ini, aku sarankan untuk memperhatikan visualnya agar kamu bisa merasakan nuansa emosionalnya lebih dalam.


Kenapa? Karena ada banyak ekspresi dan pesan tersirat penting dari visual animasinya, terutama kalau kamu secara khusus ingin memahami perasaan Akira.


Kalau dari aku sendiri, yang paling aku suka dari anime ini dari segi visual adalah penggambaran latarnya ketika mendung dan hujan. Menurutku itu bagus banget.


Tapi walau visualnya bagus, sejujurnya aku lebih suka dengan soundtrack (musik latar) dari anime ini.


Musik-musiknya sangat berhasil menguatkan nuansa dramatis yang dibangun dalam masing-masing adegannya.


Lagu penutupnya, "Ref:rain" yang dibawakan oleh Aimer menurutku adalah salah satu lagu ending anime terbaik yang pernah ada.



Apakah Tidak Ada Kekurangannya?

Kalau kamu terbiasa menonton film, kamu bakal suka dengan anime ini karena memang ceritanya bagus.


Tapi kalau kamu lebih terbiasa menonton drama video pendek, kamu nggak akan betah menontonnya lama-lama kecuali kamu relate dengan karakter Akira.


Walau anime ini punya premis yang menarik, alur ceritanya lambat dan lebih banyak “berbicara” melalui visual.


Ini sebenarnya sisi paling menarik dari anime ini tetapi kalau kamu nontonnya nggak fokus, pasti bakal kurang dapet nuansa emosionalnya.


Terakhir, ending yang terjadi di episode 12 sepertinya lebih dipengaruhi oleh konflik yang terjadi di episode 11, bukan resolusi dari drama yang terjadi sejak episode 1.


Kalau ini adalah sebuah film, ending seperti itu sudah cukup oke tetapi berhubung ini anime serial, menurutku ending itu kurang bagus.


Seharusnya sih kalau memang mau diakhiri dengan cara seperti itu, plotnya bisa disiapkan sejak episode 10 atau akhir episode 9, atau menambah episodenya agar nuansa yang terbangun bisa lebih terasa.


Akira Tachibana Tersenyum. After the Rain (2018).

KESIMPULAN

Koi wa Ameagari no You ni (After the Rain) adalah anime tentang lika-liku cinta dua individu beda usia antara seorang gadis SMA dan Duda tua yang kompleks dan tidak normal tapi penuh makna.


Visual animasi dan soundtrack musiknya yang indah, membuat nuansa emosional dan dramatis yang terkandung dalam narasi ceritanya menjadi lebih terasa ketika kita menontonnya.

 

Aku cukup merekomendasikan anime ini, terutama untuk perempuan yang suka cerita romantis semenjak tokoh utama cerita anime ini adalah perempuan.


Inilah sedikit review (ulasan) untuk anime After the Rain (Koi wa Ameagari no You ni) yang bisa aku tulis di sini. Kalau kamu belum nonton dan penasaran dengan ceritanya, bisa langsung ditonton saja animenya ya.. 😉

Skor
(7/10)
Sampul Anime After the Rain (Koi wa Ameagari no You ni)
Koi wa Ameagari no You ni
-
After the Rain
Tayang Perdana 12 Januari 2018 (Jepang)
Tipe Serial
Genre Drama, Romansa
Rating PG-13 - Teens 13 or older/Remaja usia 13 tahun ke atas (MyAnimeList)
Episode 12
Durasi 22 Menit per episode
Produser Aniplex, Dentsu, Fuji TV, DMM pictures
Studio Wit Studio
Situs Resmi www.koiame-anime.com

0 Komentar