![]() |
Foto Gedung Fuji Media Holdings, Inc. (kiri) dan Nakai Masahiro (kanan). |
Pada bulan Januari 2025, Jepang dihebohkan oleh sebuah kabar skandal pelecehan seksual yang melibatkan nama besar perusahaan jaringan media Jepang, Fuji Television Network, Inc. (FUJI TV) dan artis sekaligus pembawa acara TV terkenal, Nakai Masahiro (52).
Skandal ini seketika menjadi Headline pemberitaan media-media di Jepang setelah berhari-hari viral di media sosial seperti X. Mendapat sorotan publik yang begitu besar hingga dibahas banyak media internasional.
Tapi... apa yang sebenarnya terjadi? Nah… kira-kira begini kronologi dan pembahasannya:
Laporan Investigasi Shūkan Bunshun yang Menghebohkan
Semua berawal dari sebuah laporan investigasi majalah mingguan Shūkan Bunshun pada 25 Desember 2024 (online) dan 26 Desember 2024 (edisi cetak) yang mengungkap adanya insiden pelecehan seksual yang dilakukan oleh Nakai Masahiro, mantan anggota boyband SMAP yang juga pembawa acara terkenal kepada seorang wanita.
Shūkan Bunshun mengungkap bahwa sang korban yang belakangan diduga sebagai penyiar Fuji TV itu mengaku diundang untuk datang ke sebuah pesta makan malam yang diadakan oleh seorang staf senior Fuji TV pada bulan Juni 2023.
Walau belakangan, Shūkan Bunshun kemudian mengoreksi tulisannya dan menyatakan bahwa yang mengadakan pesta makan malam itu dan mengundang wanita itu justru Nakai Masahiro sendiri, bukan staf Fuji TV.
Mengutip The Japan Times, Makan malam itu awalnya dimaksudkan untuk menjadi pertemuan besar dengan banyak orang tetapi semua undangan kecuali wanita itu dibatalkan pada menit terakhir. Diduga, semua itu memang disengaja agar keduanya bisa berduaan saja.
Saat itulah wanita itu (korban) kemudian mengalami tindakan seksual non-konsensual oleh Nakai. Karena mereka terus berselisih setelahnya, Nakai kemudian memberikan kompensasi sebesar 90 juta Yen (577.000 USD) kepada korban sebagai kesepakatan untuk tidak membawa masalah itu ke jalur hukum.
Dalam wawancaranya di laporan Shūkan Bunshun, korban berkata, "Saya masih belum memaafkan baik pelaku maupun Fuji TV, dan tentu saja, saya merasa marah." dan dia menyebut Nakai sebagai penjahat.
Mengutip The Asahi Shimbun, Shūkan Bunshun dalam laporannya menekankan bahwa para petinggi eksekutif Fuji TV juga ikut bertanggung jawab atas terjadinya insiden itu. Korban sendiri punya keyakinan bahwa acara itu memang direncanakan eksekutif Fuji TV.
Meski majalah Josei Seven adalah yang pertama kali meliput skandal ini, laporan investigasi yang lebih berani dan rinci dari Shūkan Bunshun telah menyebabkan kehebohan yang luar biasa di Jepang. Inilah alasannya publik Jepang mulai menaruh perhatian pada skandal ini.
Pengakuan Nakai Masahiro dan Kacaunya Fuji TV
Kamis, 9 Januari 2025, tidak lama setelah skandal ini viral, Nakai akhirnya mengakui kebenaran tuduhan Shūkan Bunshun yang diarahkan kepadanya dengan mengeluarkan pernyataan resmi melalui situs web yang dikelola agensinya.
Intinya dia mengakui kebenaran skandal yang diberitakan media, meminta maaf kepada publik, dan mengatakan telah mencapai kesepakatan hukum dengan wanita tersebut (korban) sekaligus membantah adanya unsur kekerasan dan bersedia kooperatif untuk menyelesaikan semua masalah.
Rabu, 15 Januari 2025, setelah mendapat tekanan yang luar biasa besar dari publik dan para pemegang saham, Fuji Television Network Inc. akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa mereka telah melakukan investigasi internal mengenai keterlibatan perusahaan dalam kasus ini “sejak tahun lalu”.
Namun pernyataan itu tampaknya belum cukup memuaskan untuk publik dan media sehingga Presiden Fuji TV, Minato Koichi menggelar konferensi pers untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Januari 2025 sejak skandal ini terungkap.
Dalam konferensi pers itu dia mengatakan bahwa dia akan membentuk panel penyelidik yang mayoritas terdiri dari pengacara independen dan berjanji akan mengumumkan hasilnya ke publik segera setelah penyelidikan selesai.
Sementara itu, pada kamis, 23 Januari 2025, Nakai Masahiro mengumumkan bahwa dirinya akan pensiun dari dunia hiburan, mengaku bertanggung jawab atas "masalah" yang terjadi dan meminta maaf atas segala kerugian besar yang disebabkan oleh perbuatannya.
Tekanan Publik dan Investor Asing Kepada Manajemen Fuji Media Holdings
Segera setelah laporan Shūkan Bunshun terkait kasus ini viral, satu per satu perusahaan pengiklan dan sponsor menarik kerja sama mereka dengan Fuji TV.
Reputasi yang telah dibangun selama lebih dari setengah abad seketika runtuh hanya dalam setengah bulan. Fuji Media Holdings dan Fuji TV dinilai gagal menangani skandal ini dengan transparan dan profesional.
14 Januari 2025, Rising Sun Management, afiliasi dari Dalton Investments (investor asing dengan saham signifikan di Fuji Media Holdings) sampai mengirimkan surat terbuka kepada dewan direksi Fuji Media, menuntut penyelidikan independen ditengah pemberitaan media yang semakin membesar.
Senin, 27 Januari 2025, Fuji Media Holdings akhirnya kembali mengadakan konferensi pers lanjutan setelah menerima banyak kritikan pada konferensi pers sebelumnya yang dianggap tidak transparan dengan menghadirkan 4 pejabat eksekutif yaitu:
- Kanoh Shuji
Ketua Dewan Direksi (Presiden Komisaris) Fuji Media Holdings, Inc. dan Fuji Television Network Inc. - Minato Koichi
Presiden Fuji Television Network, Inc. - Endo Ryunosuke
Wakil Ketua Dewan Direksi Fuji Television Network, Inc.
- Osamu Kanemitsu
Presiden Fuji Media Holdings, Inc.
Konferensi pers itu disiarkan selama 10 jam nonstop oleh Fuji TV. Dihadiri oleh 437 wartawan dan 191 outlet media. Kalau kamu penasaran, kamu bisa cari konferensi persnya di YouTube.
Selain mengumumkan pengunduran diri dua pimpinan eksekutif (Minato Koichi dan Kanoh Shuji), pada konferensi pers itu mereka juga mengungkap banyak fakta baru yang menunjukkan betapa tidak kompetennya perusahaan dalam menangani skandal ini.
Efek dari skandal ini sangat besar bagi perusahaan grup. Mengutip laporan The Asahi Shimbun, menurut Fuji TV, per 20 Januari 2025, setidaknya ada 75 perusahaan yang telah menangguhkan penayangan iklan mereka di program-program Fuji TV.
Wakil Ketua Dewan Direksi Fuji TV, Endo Ryunosuke mengatakan bahwa perusahaan juga sampai melakukan pengembalian biaya iklan (refund) kepada sponsor yang telah menangguhkan iklan di saluran mereka.
Harapan Perubahan Fuji Media Holdings?
Yang mengejutkan, Minato Koichi sudah mengetahui masalah ini sejak bulan Juni 2023. Seorang karyawan Fuji TV menyadari ada berubah dari wanita itu setelah dia menghabiskan malam bersama Nakai. Mereka lalu mengarahkan dia untuk pergi ke psikiater.
Wanita itu sampai membutuhkan waktu pemulihan yang lama dan tidak dapat segera kembali bekerja seperti yang dia harapkan. Sayangnya, perusahaan tidak melakukan langkah-langkah yang cukup berarti untuk menyelesaikan masalah ini.
Ironinya, pasca insiden di hari itu, Nakai Masahiro bahkan masih aktif tampil di berbagai program siaran radio dan televisi, termasuk di Fuji TV seolah tidak ada yang terjadi. Situasi ini membuat korban semakin kecewa.
Pasca meledaknya skandal ini dan pengakuan para eksekutif, Rising Sun Management menuntut perusahaan melakukan perombakan total struktur manajemen termasuk pengunduran diri beberapa petinggi berpengaruh.
Rising Sun Management bahkan telah mengirim surat terbuka sebanyak tiga kali kepada Fuji Media Holdings. Mereka tidak ingin kejadian semacam ini sampai terulang kembali di masa depan termasuk dengan harapan bisa secepat mungkin mengembalikan kepercayaan publik dan sponsor.
Sejak akhir Januari 2025 hingga pertengahan Februari 2025, nilai saham Fuji Media Holdings (4676.T) di Bursa Efek Tokyo sempat meningkat tajam hingga mencapai puncak tertingginya dalam 19 tahun terakhir.
Mundurnya beberapa eksekutif tingkat tinggi dan pembentukan panel penyelidik independen memunculkan harapan terjadinya reformasi radikal yang positif di tubuh Fuji Media Holdings dan seluruh afiliasinya.
Pertanyaannya, mampukah raksasa jaringan media sebesar Fuji Media Holdings berubah?
0 Komentar